Dalam sepekan ini, para investor maupun trader berpesta pora lantaran Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) maupun rupiah bergerak senada dengan sama-sama menguat.
IHSG mencatatkan kenaikan sebesar 1,82% dalam sepanjang pekan ini, dengan ditutup di level 7.164,43 pada Jumat (3/1/2025).
Pekan depan terdapat berbagai sentimen yang cukup ramai untuk menghiasi pasar keuangan tanah air, yang diperkirakan dapat membuat pasar lebih volatile ditengah harapan hadirnya January Effect di awal tahun 2025.
Indonesia
Pada Rabu (8/1/2025) terdapat data penjualan sepeda motor Indonesia periode Desember 2024. Sebelumnya, Mengutip data Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI), pada periode November 2024 industri sepeda motor Indonesia sukses menjual 512.942 unit motor, turun tipis dari penjualan bulan Oktober 2024 yang mencatatkan angka 544.392 unit.
Sejak Januari hingga November, industri roda dua Indonesia sukses memasarkan motor sebanyak 5.929.830 unit. Angka tersebut naik tipis dari periode Januari-November tahun 2023 lalu yang mencatatkan angka penjualan 5.809.959 unit.
Masih di hari yang sama, Bank Indonesia (BI) akan mengumumkan cadangan devisa Indonesia periode Desember 2024. Sebelumnya, BI melaporkan posisi cadangan devisa pada akhir November 2024 US$150,2 miliar. Realisasi tersebut turun US$1 miliar dibandingkan posisi pada akhir Oktober 2024.
Cadangan devisa setara dengan pembiayaan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Perkembangan cadangan devisa antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Berlanjut pada Kamis (9/1/2025), terdapat data Kepercayaan Konsumen Indonesia periode Desember 2024. Pada periode sebelumnya, Bank Indonesia (BI) melaporkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) November 2024 yang tercatat sebesar 125,9. IKK mulai merangkak naik dari posisi sebelumnya yaitu 121,1, tepatnya selepas Prabowo Subianto dilantik sebagai Presiden.
Berdasarkan kategori pengeluaran, keyakinan konsumen di bulan November 2024 tercatat meningkat untuk seluruh kategori. Peningkatan IKK tertinggi tercatat pada responden dengan pengeluaran >Rp5 juta.
Peningkatan IKK didukung oleh Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masing-masing tercatat sebesar 113,5 dan 138,3, lebih tinggi dibandingkan dengan indeks bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 109,9 dan 132,4.
Adapun IKE dan IEK tercatat meningkat pada seluruh komponen pembentuknya.
Dan pada akhir pekan, Jumat (10/1/2025) terdapat data penjualan mobil Indonesia periode Desember 2024 dan penjualan ritel Indonesia periode November 2024.
Pada periode sebelumnya, penjualan mobil hingga November 2024 turun dibanding periode yang sama tahun lalu. Data pada Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) menunjukkan sepanjang Januari hingga November 2024, total penjualan mobil secara whole sales sebesar 784.788 unit. Ini turun 14,7% secara tahunan (yoy) dari periode 2023 sebesar 920.518 unit. Penjualan retail juga turun 11,2% (yoy) menjadi 806.721 unit pada periode 11 bulan 2024, dibanding 908.473 unit pada periode yang sama 2023.
Adapun, kinerja penjualan eceran diprakirakan meningkat pada November 2024. Hal ini tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) November 2024 yang diprakirakan mencapai 211,5 atau tumbuh 1,7% (yoy), lebih tinggi daripada pertumbuhan bulan sebelumnya. Perkembangan penjualan eceran tersebut terutama didorong oleh peningkatan penjualan Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Suku Cadang dan Aksesori, serta Subkelompok Sandang. Secara bulanan, penjualan eceran diprakirakan tumbuh sebesar 0,4% (mtm), setelah pada bulan sebelumnya mengalami kontraksi 0,01% (mtm). Peningkatan penjualan eceran tersebut terutama didorong oleh Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi, Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya, dan Subkelompok Sandang.
Pada Oktober 2024 IPR tercatat 210,6 atau tumbuh 1,5% (yoy), tidak setinggi pertumbuhan pada September 2024 yang sebesar 4,8% (yoy). Pertumbuhan pada bulan Oktober 2024 terutama didorong oleh meningkatnya penjualan sejumlah kelompok seperti Kelompok Suku Cadang dan Aksesori, Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, dan Subkelompok Sandang. Secara bulanan, penjualan eceran pada Oktober 2024 mengalami kontraksi 0,01% (mtm), membaik dibandingkan bulan sebelumnya yang terkontraksi 2,5% (mtm). Perbaikan ini didorong oleh meningkatnya penjualan Kelompok Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya, Suku Cadang dan Aksesori, Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, serta Makanan, Minuman, dan Tembakau didukung oleh kelancaran distribusi.
Amerika Serikat (AS)
Pada awal perdagangan pekan depan, Senin (6/1/2025), Amerika Serikat (AS) akan merilis data Indeks Manajer Pembelian (PMI) Komposit S&P Global dan Jasa periode Desember 2024.
Indeks PMI Komposit S&P Global diperkirakan naik menjadi 56,6 pada Desember 2024 dari 54,9 pada November, menurut perkiraan awal. Pembacaan ini menunjukkan kinerja terkuat dari aktivitas sektor swasta sejak Maret 2022, dipicu oleh lonjakan di sektor jasa (58,5, tertinggi sejak Oktober 2021, vs 56,1), sementara penurunan manufaktur semakin dalam (48,3, terendah dalam tiga bulan, vs 49,7). Tingkat aktivitas meningkat dengan laju lebih tinggi sebagai respons terhadap penguatan permintaan. Pesanan baru naik pada laju tercepat sejak April 2022 dan lapangan kerja meningkat untuk pertama kalinya dalam lima bulan. Selain itu, tekanan inflasi semakin mereda meskipun ada lonjakan dalam inflasi biaya input di sektor manufaktur. Akhirnya, ekspektasi perusahaan terhadap output di tahun mendatang juga meningkat, mencapai level tertinggi dalam dua setengah tahun, mencerminkan optimisme yang meningkat tentang kondisi bisnis di bawah pemerintahan Trump yang akan datang.
Kemudian, PMI Jasa Global AS S&P diperkirakan naik menjadi 58,5 pada Desember 2024, dari 56,1 pada November, sementara analis memperkirakan akan turun menjadi 55,7, menurut angka awal. Angka tersebut menunjukkan pertumbuhan terkuat di sektor jasa sejak Oktober 2021, karena pesanan baru untuk jasa meningkat pada tingkat yang tidak terlihat sejak Maret 2022 dan lapangan kerja meningkat untuk pertama kalinya sejak Juli. Di sisi harga, pertumbuhan biaya melambat ke level terendah dalam empat setengah tahun, sebagian karena pertumbuhan upah yang lebih lemah. Keyakinan sektor jasa adalah yang tertinggi dalam lebih dari dua setengah tahun, terkait dengan ekspektasi pemerintahan yang lebih ramah bisnis di bawah Kepresidenan Trump, terutama dalam hal regulasi yang lebih longgar dan proteksionisme yang meningkat.
Selain itu rapat FOMC dan data klaim pengangguran awal hingga berkelanjutan AS juga akan menghiasi pasar keuangan pekan ini.
China
Dari negeri tirai bambu, akan terdapat beberapa data ekonomi yang tentu saja dapat menggairahkan pasar keuangan tanah air, mengingat besarnya Kerjasama antara Indonesia dengan China.
Pada Senin (6/1/2025), China akan merilis data PMI Jasa Caixin China periode Desember 2024. Sebelumnya, PMI Jasa Caixin China turun ke 51,5 pada November 2024 dari level tertinggi tiga bulan pada Oktober sebesar 52,0, meleset dari prakiraan pasar sebesar 52,5. Pembacaan terbaru mengindikasikan perlambatan pertumbuhan bisnis baru dan penjualan luar negeri. Sementara itu, lapangan kerja meningkat untuk bulan ketiga berturut-turut, meskipun hanya sedikit, dengan kenaikan sederhana dalam tumpukan pekerjaan untuk bulan keempat. Di sisi biaya, inflasi harga input turun ke level terendah dalam 53 bulan, tetap di bawah rata-rata seri. Harga output turun untuk ketiga kalinya dalam empat bulan, karena persaingan yang semakin ketat.
Berlanjut pada esok harinya, Selasa (7/1/2025), terdapat data cadangan devisa China periode Desember 2024. Pada periode sebelumnya, cadangan devisa China naik sebesar US$4,8 miliar menjadi US$3,266 triliun pada November 2024, melampaui ekspektasi pasar yang memperkirakan penurunan menjadi US$3,23 triliun dan naik dari US$3,261 triliun pada Oktober. Kenaikan tersebut terjadi karena dolar AS menguat terhadap mata uang lainnya. Bulan lalu, yuan terdepresiasi sebesar 1,8% terhadap dolar, sementara dolar menguat sebesar 1,8% terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya. Sementara itu, cadangan emas meningkat menjadi 72,96 juta troy ons, setelah tetap stagnan di angka 72,80 juta troy ons dalam enam bulan sebelumnya. Namun, nilainya turun menjadi US$193,43 miliar dari $199,06 miliar pada Oktober, sejalan dengan penurunan harga emas.
Dan pada Rabu (8/1/2025) China akan merilis data inflasi periode Desember 2024. Sebelumnya, tingkat inflasi tahunan China secara tak terduga turun menjadi 0,2% pada November 2024 dari 0,3% pada bulan sebelumnya, lebih rendah dari perkiraan pasar sebesar 0,5% dan menandai angka terendah sejak Juni.