Wapres: Presiden Prabowo target B50 untuk percepat transisi energi

Wapres: Presiden Prabowo target B50 untuk percepat transisi energi

Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka menyampaikan Presiden Prabowo Subianto menargetkan Indonesia segera memproduksi Biodiesel 50 (B50), yaitu bahan bakar campuran yang terdiri atas bahan bakar fosil diesel 50 persen dan bahan bakar dari minyak sawit 50 persen.

Gibran menjelaskan Biodiesel 50 yang merupakan program nasional itu merupakan upaya pemerintah mempercepat transisi energi dari energi fosil yang kotor menjadi energi hijau yang bebas emisi.

“Ini kalau sekarang kita sudah punya B35, B40, ke depan Pak Presiden menargetkan B50. Jadi, nanti (ada juga) untuk bioavtur, bioetanol, biodiel, banyak dan potensi bioenergi kita besar sekali, ini mencapai 57 GigaWatt, dan kalau yang namanya sawit, rumput laut, kita termasuk yang terbesar di dunia,” kata Wapres Gibran Rakabuming Raka saat berbicara dalam acara Green Impact Festival di Jakarta, Kamis.

Dalam pidatonya itu, Gibran membagikan sejumlah program pemerintah yang berkaitan dengan transisi energi, termasuk di antaranya dukungan terhadap kendaraan listrik, dan komitmen membangun sejumlah pembangkit listrik dari hasil pembakaran sampah (PLTSa).

“Saat ini sudah ada Satgas Percepatan Pengelolaan Sampah. Nanti di 12 kota, ada yang namanya pembangkit listrik tenaga sampah. Ada dua percontohan di Surabaya dan di Solo. Nah, itu sudah saya cicil pada waktu saya masih Wali Kota. Ini yang di Surabaya 12 MegaWatt, yang di Solo 8 MegaWatt. Ini sudah selesai waktu saya masih wali kota, dan ya Insyaallah di 12 kota nanti bisa segera meniru dua kota ini,” ujar Wapres Gibran.

Gibran kemudian menyebutkan alasan pemerintah serius untuk transisi energi, karena krisis iklim merupakan ancaman nyata yang dihadapi bersama, bukan hanya rakyat Indonesia, tetapi warga dunia terlepas di mana pun mereka tinggal.

“Saya yakin teman-teman di sini sudah tahu, banyak negara, negara-negara besar di dunia yang saat ini terdampak perubahan iklim karena pemanasan global,” kata Gibran dalam forum yang dihadiri oleh generasi muda.

Menurut dia, sejumlah dampak perubahan iklim seperti kekeringan ekstrem, banjir, kenaikan permukaan laut, hingga ancaman gagal panen kini menjadi tantangan nyata di Indonesia yang tak bisa diabaikan.

“Tantangannya sudah ada di depan mata dan kita harus segera bertindak,” kata Gibran.