Sentimen Pasar Belum Membaik, IHSG Loyo Ke 7.480-an

Karyawan berada di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (12/8/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup melemah pada akhir perdagangan Kamis (10/10/2024), di mana investor cenderung wait and see memantau perkembangan global hari ini.

Hingga akhir perdagangan hari ini, IHSG melemah 0,28% ke posisi 7.480,08. IHSG pun terkoreksi ke level psikologis 7.400, tepatnya di 7.480-an pada hari ini.

Nilai transaksi indeks pada hari ini mencapai sekitar Rp 9,1 triliun dengan melibatkan 18 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,1 juta kali. Sebanyak 257 saham naik, 279 saham turun, dan 251 saham stagnan.

Secara sektoral, sektor bahan baku dan teknologi menjadi yang paling besar koreksinya dan menjadi penekan terbesar IHSG pada hari ini, yakni masing-masing mencapai 0,78% dan 0,73%.

Sementara dari sisi saham, emiten petrokimia konglomerasi Prajogo Pangestu PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dan emiten perbankan raksasa PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi penekan IHSG pada akhir perdagangan hari ini masing-masing mencapai 11,1 dan 10,1 indeks poin.

Sentimen dari eksternal kembali akan mewarnai pergerakan dari pasar keuangan domestik, mulai dari sentimen dari Timur Tengah yang masih terus memanas hingga risalah hasil dari Federal Open Market Committee (FOMC) Minutes di Amerika Serikat (AS).

Selain itu, pelaku pasar juga masih menunggu hasil dari indeks harga konsumen (IHK) maupun IHK inti dari AS yang dapat mengindikasikan apakah bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan agresif memangkas suku bunganya atau tidak.

Pejabat The Fed pada pertemuan September lalu sepakat untuk memangkas suku bunga 50 basis poin (bps) menjadi 4,75-5,0%. Namun, The Fed tidak yakin seberapa agresif langkah yang harus diambil.

Mereka akhirnya memutuskan untuk mengurangi suku bunga sebesar setengah poin persentase dalam upaya untuk menyeimbangkan kepercayaan terhadap inflasi dengan kekhawatiran mengenai pasar tenaga kerja, menurut risalah yang dirilis pada Kamis dini hari waktu Indonesia.

Beberapa pejabat berharap untuk pengurangan yang lebih kecil, sebesar 25 bps, karena mereka mencari kepastian bahwa inflasi bergerak turun secara berkelanjutan dan kurang khawatir tentang kondisi pekerjaan.

Akhirnya, hanya satu anggota Komite FOMC, yakni Gubernur Michelle Bowman, yang memilih menolak pemangkasan setengah poin, dengan alasan ia lebih memilih pemangkasan sebesar 25 bps.

Sementara itu pada malam hari ini, AS akan merilis data IHK dan IHK Inti (di luar makanan dan energi) yang akan menjadi penantian pelaku pasar.

Angka IHK AS pada September atau akhir kuartal tiga ini diperkirakan akan kembali mereda, memberikan kepastian bagi The Fed yang semakin fokus pada perlindungan pasar tenaga kerja.

Dibandingkan tahun sebelumnya, IHK kemungkinan naik 2,3%, penurunan keenam berturut-turut dan yang terendah sejak awal 2021. Indikator yang tidak termasuk kategori makanan dan energi yang volatil, memberikan gambaran lebih baik tentang inflasi yang mendasari, diproyeksikan naik 0,2% dari bulan sebelumnya dan 3,2% dari September 2023.

Di lain sisi, kondisi Timur Tengah makin memanas setelah Irak mulai melakukan aksi serangan ke Israel. Sementara itu, militer Israel melaporkan bahwa angkatan udaranya telah mencegat pesawat nir-awak yang diluncurkan dari timur Rabu pagi. Namun Israel tidak memberikan rincian lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*