Pekan Depan Angkasa Pura (AP) Merger, Ini Kata Wamen BUMN

Dok Angkasa Pura 2
Foto: Dok Angkasa Pura 2

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengungkapkan update terbaru mengenai PT Angkasa Pura (AP) I dan PT Angkasa Pura (AP) II menjadi PT Angkasa Pura Indonesia (API) atau InJourney. Wakil Menteri (Wamen) BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, proses penggabungan akan rampung pada pekan kedua September 2024.

Pria yang akrab disapa Tiko ini mengatakan saat ini proses penggabungan operator bandara milik negara tersebut tengah dalam tahap persetujuan.

“Lagi proses persetujuan, mungkin minggu depan di-launching ya,” dikutip Jumat (6/9).

Sebagai informasi, Pengelolaan bandara pelat merah, PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II dan PT Angkasa Pura Indonesia digabungkan. Penggabungan tersebut juga akan dilakukan perubahan nama dari PT Angkasa Pura Indonesia menjadi PT Angkasa Pura Nusantara dan telah disetujui oleh PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero).

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), penggabungan tersebut untuk memperkuat dan menjaga kesinambungan berbagai aspek terkait termasuk aspek tatanan teknis operasional, komersial dan layanan kepada masyarakat umum.

Manajemen menyebut pergantian nama perusahaan tersebut berdasarkan penyelarasan aspirasi dan diskusi dengan berbagai pemangku kepentingan, serta menjaga kepatuhan atas setiap ketentuan Peraturan Perundang-undangan yang ada, dan kesesuaian dengan prinsip tata kelola yang baik.

“Penggabungan PT Angkasa Pura I ke dalam PT Angkasa Pura Indonesia yang sebelumnya bernama PT Angkasa Pura II di mana PT Angkasa Pura Indonesia tersebut akan bertindak sebagai perusahaan penerima penggabungan,” tulisnya, dikutip Kamis (25/7).

Penggabungan ini dilatarbelakangi dengan landasan bahwa Indonesia memiliki potensi utama untuk menjadi pasar aviasi dan pariwisata.

“Terdapat sejumlah faktor yang berpotensi untuk menjadikan Indonesia sebagai pasar utama aviasi dan pariwisata, antara lain kondisi Indonesia yang merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan populasi terbesar di Asia Tenggara dan kelas konsumen yang terus berkembang, posisi geografis yang strategis, keindahan alam dan budaya yang beragam, serta sumber daya alam yang melimpah,” jelasnya.

Faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap jumlah kontribusi pariwisata, penumpang domestik dan internasional, wisatawan asing, serta airfreight cargo yang ada dan dikelola di Indonesia.

Langkah ini juga sejalan dengan visi pemerintah untuk meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas dalam negeri, yang diharapkan akan mendukung pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dan meningkatkan daya saing sektor pariwisata di Indonesia.

Rencana integrasi bandara ini juga akan menjadikan PT Angkasa Pura Indonesia yang sebelumnya bernama PT Angkasa Pura II sebagai perusahaan penerima Penggabungan sebagai pengelola bandara terbesar ke-5 di dunia dengan 36 bandara di seluruh Indonesia yang diestimasikan dapat melayani 550-700 juta penumpang per tahun 2045.

“Melalui integrasi, rencana pengembangan infrastruktur bandara akan terkoordinasi dengan lebih baik, khususnya terkait alokasi investasi, termasuk peningkatan signifikan dalam pelayanan dan efisiensi penerbangan, terutama terkait harmonisasi dan perbaikan customer experience di bandara melalui operator bandara dalam 1 entitas,” sebutnya.

Manajemen menyebut, integrasi bandara juga berpotensi meningkatkan konektivitas udara domestik dan internasional yang didukung oleh sistem perencanaan yang terintegrasi termasuk koordinasi dalam membuka rute penerbangan baru.

Selain itu, integrasi bandara juga akan mendorong efektivitas dan efisiensi dengan adanya optimalisasi operasional bandara yang dapat meningkatkan coverage dan kecekatan dalam memberikan layanan angkutan udara, sehingga membuka ruang bagi maskapai untuk memberikan layanan secara terintegrasi bagi para penumpang ke depannya di setiap bandara yang dikelola oleh PT Angkasa Pura Indonesia yang sebelumnya bernama PT Angkasa Pura II.

Di sisi lain, pemerintah melihat program peningkatan konektivitas udara sebagai program strategis untuk mendukung pertumbuhan industri pariwisata dan penerbangan di Indonesia.

Dalam konteks ini, program integrasi bandara menjadi salah satu Program Strategis Nasional (PSN) Pemerintah. Program integrasi bandara adalah inisiatif strategis yang menargetkan pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan sektor-sektor utama, termasuk pariwisata dan penerbangan.

“Dengan memasukkan program integrasi bandara ke dalam PSN, Pemerintah menunjukkan komitmen dalam mendorong integrasi infrastruktur penerbangan untuk mengoptimalkan potensi sektor pariwisata dan industri penerbangan Indonesia,” tulisnya.

Adapun langkah ini juga sejalan dengan rencana Penggabungan yang juga merupakan bagian dari program transformasi dan restrukturisasi BUMN dan diharapkan ke depannya terdapat peningkatan kontribusi pendapatan negara melalui dividen dan pajak atas peningkatan profitabilitas pariwisata, yang juga didukung oleh penciptaan lapangan pekerjaan baru melalui peningkatan investasi dalam ekosistem pariwisata dan penerbangan, serta mendukung pencapaian visi “5 New Bali” yang dicanangkan Pemerintah.

Direncanakan bahwa laporan posisi keuangan penutupan (closing account) masing-masing PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura Indonesia yang sebelumnya bernama PT Angkasa Pura II sebelum pelaksanaan Penggabungan adalah per tanggal 31 Agustus 2024.

Sementara laporan posisi keuangan pembukaan (opening account) PT Angkasa Pura Indonesia yang sebelumnya bernama PT Angkasa Pura II setelah efektifnya pelaksanaan Penggabungan adalah per tanggal 1 September 2024.

https://extension.jp.net/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*