Pabrik Tembaga Milik RI Produksi, 20 Ton Emas Diborong Ini

Foto: Smelter kedua PT Freeport Indonesia siap beroperasi Juni 2024. (Dok. PT Freeport)

PT Freeport Indonesia (PTFI) sebentar akan memproduksi katoda tembaga dan emas dari fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) konsentrat tembaga miliknya di Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) Gresik, Jawa Timur. Ditargetkan produksinya akan dimulai pada akhir Agustus 2024 ini.

Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan saat ini pabrik tembaga single line terbesar di dunia tersebut sudah selesai dibangun.

Seperti diketahui, smelter Freeport ini baru saja resmi beroperasi dengan seremoni penyalaan mesin perdana pada Kamis, 27 Juni 2024 lalu. Bahlil membeberkan, produksi katoda tembaga pertama oleh smelter milik PTFI di bulan Agustus ini nantinya akan diresmikan secara langsung oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

“Nanti Agustus dia (smelter tembaga Freeport) akan diresmikan oleh Bapak Presiden Jokowi. Untuk di Freeport, konsentrat yang diambil dari Timika itu 3 juta ton. Menghasilkan katoda tembaga itu 600 sampai 700 ribu ton. Emas itu 60 ton,” bebernya dalar Program Economic Update CNBC Indonesia, dikutip Senin (05/08/2024).

Smelter dengan desain single line terbesar di dunia ini berada di luas area 100 hektar. Adapun smelter kedua Freeport yang baru diresmikan tersebut memiliki kapasitas input konsentrat tembaga 1,7 juta ton per tahun.

Bersama dengan smelter yang sudah beroperasi, PT Smelting, keduanya akan memurnikan 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun dengan produksi sekitar 1 juta ton katoda tembaga, 50 ton emas, dan 220 ton perak per tahun.

Pembeli

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas membeberkan pihaknya telah mendapatkan pembeli atau off taker yang akan menyerap 100 ribu ton katoda tembaga per tahun dari smelter miliknya. Adapun pembeli tersebut yakni PT Hailiang Group yang merupakan tetangga mereka. Selama belum ada pembeli domestik lainnya, katoda tembaga masih akan diekspor.

“Ini tetangga kita sudah mulai minta 100 ribu ton per tahun, kira-kira. Dan kemudian kalau kita harapkan juga ada industri-industri turunan lainnya yang akan meng-off take katoda tembaga kita,” ungkap Tony.

Sementara itu, untuk emas, Tony menyebut bahwa PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berkomitmen untuk mengambil 20 ton emas yang diproduksi dari smelter miliknya. Meski begitu, ia juga berharap ada pasar domestik yang dapat menyerap sisa katoda tembaga hasil smelter ini.

“Kalau domestik, pasarnya ada, tentu saja kita sangat senang untuk jual domestik. Karena jual domestik, jual ekspor sama aja kalau sudah produk hilir seperti itu ya. Maksudnya sama aja adalah harganya akan sama, ongkos angkutnya lebih murah domestik tentu saja,” ungkap Tony.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*