PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) membukukan laba Rp 4,86 triliun sepanjang 2024. Capaian itu naik 18,9% secara tahunan (yoy).
Mengutip laporan keuangan perusahaan, laba tersebut ditopang oleh pendapatan bunga yang melambung 14,3% yoy menjadi Rp 18,78 triliun. Hal ini mengimbangi pertumbuhan beban bunga yang naik 18,7% yoy menjadi Rp 7,7 triliun.
Alhasil pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) perusahaan masih dapat naik 11,4% yoy menjadi Rp 11,04 triliun.
Sementara itu dari segi aset, OCBC Indonesia mencatat pertumbuhan aset 12,5% yoy menjadi Rp281 triliun. Pertumbuhan aset ini seiring dengan rampungnya akuisisi dan merger dengan PT Bank Commonwealth (PTBC) pada tahun lalu.
Selain itu, aset OCBC Indonesia juga ditopang oleh kredit yang naik 10,8% yoy menjadi Rp 169,7 triliun. Adapun masih dari kolom aset, bank yang dikendalikan oleh perusahaan finansial asal Singapura ini tercatat mengalami lonjakan penempatan dana di Bank Indonesia.
Penempatan dana di Bank Indonesia oleh OCBC Indonesia sebesar Rp 16,7 triliun, naik 112,9% yoy.
Per akhir Desember 2024, OCBC Indonesia melaporkan dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp205,93 triliun, tumbuh 13,3% yoy. Pertumbuhan DPK bank ditopang oleh deposito yang naik 14,4% yoy, sedangkan dana murah, yakni giro dan tabungan tumbuh 12,4% yoy.
Rasio dana murah atau current account savings account (CASA) bank pun turun 50 basis poin (bps) menjadi 55,3%.
Presiden Direktur OCBC, Parwati Surjaudaja mengatakan pencapaian sepanjang 2024 mencerminkan kepercayaan nasabah serta ketahanan bank dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan domestik.