Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengapresiasi PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Patra Niaga yang mampu melayani kebutuhan bahan bakar untuk pesawat terbang (avtur), khususnya tidak hanya untuk bandara besar.
Luhut mencatat, Pertamina juga memberikan layanan bahan bakar avtur di 72 Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) di seluruh Indonesia. “Jaringan distribusi yang luas, teknologi terkini, dan komitmen kuat terhadap kualitas, serta keberlanjutan, Pertamina siap menjadi pemain utama dalam industri energi nasional dan global,” kata Luhut dalam Konferensi Pers Bali International Airshow (BIAS) 2024, Senin (19/8/2024).
Sebagaimana diketahui, Kemenko Marves bakal menggelar Bali International Airshow (BIAS) 2024. Agenda BIAS sendiri direncanakan digelar pada 18-21 September 2024.
Menko Luhut mengungkapkan, bahwa pameran dirgantara Indonesia sempat absen selama hampir 28 tahun lalu. Adapun pameran dirgantara terakhir kali digelar pada tahun 1996 di Cengkareng. “Ini saya kira satu penyelenggaraan yang lumayan, karena pertama kali dilakukan, diperkirakan hadir lebih dari 6.000 visitors dari 100 stakeholders sektor aviasi, dari 35 negara, serta perwakilan-perwakilan pemerintah negara-negara di kawasan ini, beberapa menteri negara sahabat, juga konfirmasi akan hadir pada acara tersebut,” ujar Luhut.
Melalui gelaran acara ini, Luhut menyatakan, akan membuka kesempatan bagi perusahaan-perusahaan lain untuk turut berinvestasi di dalam pengembangan proyek DPPU. Terutama untuk investasi di Indonesia timur.
Menurut Luhut, Indonesia merupakan negara dengan kepulauan terbesar di dunia, dengan kondisi geografis ini membuat transportasi udara menjadi salah satu sektor strategis. Hal ini juga akan berkontribusi secara langsung pada peningkatan kreativitas antar daerah, mengakselerasi pengembangan pariwisata dan pertumbuhan ekonomi.
“International Transport Association menyampaikan bahwa Indonesia diproyeksikan akan menjadi pasar penerbangan nomor empat terbesar di dunia pada tahun 2037, dan ini tidak terlalu lama dari sekarang. Dengan jumlah 390 juta penumpang, kita wajib mengembangkan industri penerbangan kita. Kita wajib mendorong potensi besar ini,” kata dia.
Luhut berharap, dengan adanya peningkatan investasi dan ajang kolaborasi dengan para pelaku industri nasional, industri penerbangan dan pertahanan udara Indonesia akan menjadi salah satu pemimpin pada level regional dan global. Terlebih, Indonesia saat ini masih kekurangan 200 armada pesawat.
“Kita kekurangan beberapa ratus pesawat terbang karena permintaan yang begitu meningkat, yaitu selalu siklus bisnis demikian. Apalagi dengan 737 MAX itu belum certified, itu juga berdampak kepada pemesanan pesawat yang antri mungkin sampai 10 tahun dan kita menunjukkan dengan ekonomi Indonesia yang cukup bagus sekarang ini dan peta jalannya, ini saya kira akan menjadi menarik buat orang untuk datang ke Indonesia atau berpartisipasi di Airshow Indonesia,” tambahnya.
Wakil Direktur Utama Pertamina, Wiko Migantoro mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih dapat dilibatkan pada event BIAS 2024 ini. Event ini dinilai dapat meningkatkan kegiatan Pariwisata, meningkatkan minat Kedirgantaraan, meningkatkan industri di bidang kedirgantaraan.
“Sebagaimana tadi disampaikan oleh Pak Menko dan Pak Menhub, sebenarnya keterlibatan Pertamina di bidang penerbangan sudah cukup panjang. Kami menyediakan infrastruktur BBM untuk bahan bakar untuk airline di seluruh Indonesia dengan harga yang cukup kompetitif,” ungkap Wiko.
Oleh sebab itu, kata Wiko, sesuai dengan pernyataan Menko Marves Luhut, Pertamina sudah berhasil mengembangkan produk avtur yang ramah lingkungan, SAF, di mana sudah diproduksi dari kilang di Cilacap dan sudah diuji-cobakan dalam penerbangan dari Jakarta ke Solo dengan hasil yang cukup baik.
“Jadi pada kesempatan nanti di acara Airshow ini, kami mulai memasarkan bahan bakar SAF ini kepada airline dan kami menjamin pasokannya akan cukup renewable juga. Selain itu keterlibatan kami juga di bidang dirgantara ditandai dengan kepemilikan Pertamina di Airline, salah satu Airline, Pelita Air Service, yang mana kita saat ini sudah memperhasilkan 11 pesawat untuk memenuhi jadwal. Selain itu juga kita memiliki pesawat untuk charter, baik fixed wing maupun chopper,” ungkap Wiko.