PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI sukses menggelar BRI Microfinance Outlook 2025. Ajang ini menjadi salah satu upaya BRI dalam mendorong pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia.
Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari menuturkan, mengelola UMKM bukan hal mudah, tidak seperti yang digambarkan banyak orang bahwa mengelola UMKM itu bisa dilakukan secara autopilot. Oleh sebab itu, BRI Microfinance Outlook 2025 itu menjadi bagian penting dari pengelolaan dan pengembangan UMKM.
“Ini event tahunan, tapi tidak hanya sekadar event, tapi banyak hal-hal yang kita inginkan dari event ini. Ini adalah event diskusi, kemasannya seminar, tapi mari kita lihat yang kita datangkan sebagai narasumber, itu betul-betul bisa memberikan insight kepada stakeholder juga, khususnya kepada BRI,” ujar Supari dalam program Power Lunch, Selasa (4/2/2025).
Dia menambahkan, pada hari pertama, BRI mengundang sejumlah ahli yang dijadikan narasumber dengan harapan mereka bisa memberikan pandangan terkait dengan isu-isu global maupun domestik.
“Yang hari ini mungkin, terkait dengan adanya perang yang tidak berkesudahan, inflasi di negara-negara maju seperti ini, itu adalah isu global. Kemudian transmisi menjadi isu nasional, sekarang ini dengan teknologi yang semakin masif ini kan cepat. Sehingga suka-tidak suka, isu global itu akan mentransmisikan menjadi isu domestik,” jelasnya.
Lebih jauh, melalui gelaran BRI Microfinance Outlook 2025, seluruh pihak bisa mendapatkan respons kebijakannya dari stakeholder terkait. Misalnya, kebijakan terkait postur APBN.
“Tadi Pak Narso sampaikan. Nanti akan ada policy dalam bentuk mungkin jangka pendek, itu bentuknya pasti postur APBN. Maka tadi sangat bermanfaat sekali pada saat Bu Sri Mulyani menyampaikan postur APBN 2025. Itu kan salah satu bentuk respon kebijakan terhadap isu-isu global dan isu-isu domestik terutama makronya,” imbuh dia.
Dari situ, BRI akan menyelaraskan serta merespons dalam bentuk strategi yang tentu akan diimplementasikan oleh perusahaan. Strategi ini tidak hanya berlaku untuk jangka pendek, melainkan juga jangka menengah dan jangka panjang.
“Supaya kita bisa mendapatkan strategi yang presisi untuk mengadress bagaimana dampaknya isu-isu global yang sudah direspon dalam kebijakan stakeholder, kemudian kita masuk melakukan strategi yang baik, fit, untuk bagaimana UMKM ini tetap bisa terlayani oleh BRI,” pungkasnya.