Ekonom Pasar Modal Satrio Dipo Ramli mengatakan investor asing cenderung memperhatikan aspek fundamental perusahaan dalam melakukan investasi di pasar saham Indonesia.
“Asing yang gede-gede itu, dia ‘mainnya’ (investasi) long term. Jadi very fundamental, ekonomi kita bagus atau tidak, terus revenue bagus atau tidak, manajemen bagus tidak. So very fundamental,” ujar Dipo di Jakarta, Selasa, saat menanggapi terkait rencana pembukaan informasi kode domisili investor domestik dan asing oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
Menurut dia, investor asing cenderung tidak memperhatikan investasi mereka di pasar saham Indonesia secara day to day, namun melihatnya secara long term (jangka panjang).
“Dia (investor asing) malah kadang-kadang tidak pusing day-to-day. Jadi mereka tidak terlalu liquid sebenarnya,” ujar Dipo yang ditemui seusai acara bertajuk “Menjawab Tantangan Perusahaan Menengah dalam Akses Pembiayaan Pasar Modal”.
BEI berencana membuka kembali informasi kode domisili investor domestik dan asing pada September 2025, yang sebelumnya sempat ditutup pada tahun 2021.
Kebijakan ini akan memungkinkan distribusi data kode domisili beserta aktivitas transaksi dilakukan tidak hanya pada akhir sesi 2, tetapi juga pada akhir sesi 1 perdagangan di BEI.
“Insya Allah bulan depan (kode domisili). Ini persiapan teknis, sih. Mudah-mudahan ya, doain saja lancar,” ujar Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi mengatakan OJK mendukung rencana pembukaan kembali informasi kode domisili investor.
Menurutnya, kebijakan ini diterapkan sebagai upaya untuk meningkatkan transparansi, likuiditas, dan integritas perdagangan di pasar modal Indonesia.
“Kalau sebelumnya hanya dikumpulkan atau didistribusikan pada sesi akhir perdagangan. Tetapi nanti kedepannya itu di sesi 1 di akhir perdagangan, setelah perdagangan itu akan didistribusikan data kode domisili,” ujar Inarno.