IHSG Ditutup Merana Lagi, tapi Berhasil Pangkas Koreksi

Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021).  Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil memangkas koreksinya pada akhir perdagangan Senin (4/11/2024), di tengah sikap wait and see investor yang menanti beberapa rilis data ekonomi dan agenda penting pada pekan ini.

IHSG ditutup melemah 0,34% ke posisi 7.479,5. IHSG sempat ambles hingga 1% lebih menjelang penutupan perdagangan hari ini. Meski berhasil memangkas koreksinya, sayangnya IHSG tetap terkoreksi ke level psikologis 7.400.

Nilai transaksi indeks pada hari ini mencapai sekitar Rp11 triliun dengan melibatkan 23 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,5 juta kali. Sebanyak 169 saham menguat, 444 saham melemah, dan 173 saham stagnan.

Tercatat seluruh sektor bergerak di zona merah pada akhir perdagangan hari ini, kecuali sektor konsumer primer yang naik tipis 0,09%. Adapun sektor transportasi menjadi penekan terbesar IHSG pada akhir perdagangan hari ini yakni mencapai 2,24%.

Sementara dari sisi saham, emiten konglomerasi Prajogo Pangestu PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), serta emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menjadi penekan terbesar IHSG yakni masing-masing 10,2, 6,9, dan 3,8 indeks poin.

IHSG kembali merana di awal pekan ini di tengah banyaknya sentimen pasar pada pekan ini, baik dari global maupun dalam negeri. Sentimen dari pemilihan presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS), pertemuan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), dan rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia periode kuartal III-2024 akan menjadi penggerak IHSG di hari ini dan sepanjang pekan ini.

Tensi politik di negeri Paman Sam semakin memanas mendekati Pilpres yang akan dilaksanakan pada Selasa besok waktu AS.

Awalnya ada dua kandidat yang maju yakni mantan Presiden, Donald Trump dan Presiden saat ini, Joe Biden. Trump menjadi perwakilan Partai Republik, sementara Biden dari Partai Demokrat.

Namun, pada Juli lalu Biden memutuskan untuk mundur dan kemudian digantikan oleh Wakil Presiden AS, Kamala Harris.

Setelah kabar mundur-nya Biden, kedua kandidat tersebut mengumukan calon Wakil Presiden. Trump maju bersama JD Vance, sedangkan Kamala Harris maju bersama Tim Walz.

Pekan ini akan menjadi penentu siapa yang akan menjadi pemimpin dari Negeri Adidaya tersebut dari dua kandidat yang akan dipilih.

Selain Pilpres AS, pekan ini pasar juga menanti pengumuman suku bunga AS dari hasil Federal Meeting Federal Open Market Commitee (FOMC) The Fed yang berlangsung dua hari (6-7 November 2024).

Pasar memperkirakan Komite Pasar Terbuka Federal akan memangkas suku bunga lagi sebesar 0,25% pada tanggal 7 November, menurut perkiraan oleh CME FedWatch Tool kini peluang pemangkasan sudah mencapai nyaris 99%.

Ini akan menjadi pemangkasan kedua dalam siklus ini setelah pengurangan sebesar 0,5% pada tanggal 18 September dan akan membawa kisaran target untuk suku bunga dana federal antara 4,5% dan 4,75%.

Dari dalam negeri, pada Selasa besok, Badan Pusat Statistik (BPS) akan melaporkan Produk Domestik Bruto (PDB) RI pada kuartal III-2024.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan melandai pada kuartal III-2024 sejalan dengan melemahnya daya beli dan konsumsi masyarakat serta absennya Hari Besar Keagamaan.

Secara historis, pertumbuhan kuartal III biasanya memang lebih rendah dibandingkan kuartal II karena masyarakat mulai mengerem belanja. Terlebih tidak ada perayaan keagamaan atau event besar selama Juli-September 2024. Dua lebaran yakni Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha sudah berlangsung pada periode April-Juni tahun ini.

Sementara itu, pemilihan umum sudah digelar pada kuartal I-2024.

Sebagai catatan, ekonomi Indonesia tumbuh 5,05 (year on year/yoy) dan 3,79% (quartal to quartal/qtq) pada kuartal II-2024. Sementara itu, ekonomi Indonesia tumbuh 4,94% (yoy) dan 1,60% (qtq) pada kuartal III-2023.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang meyakini, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2024 masih akan tumbuh 5,06%.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*