
Komitmen kesetaraan gender China jadi perhatian jelang KTT Global Perempuan di Beijing bulan ini. (Foto: Unsplash)
China menjadi sorotan menjelang KTT Global Perempuan yang akan digelar di Beijing bulan ini. Pasalnya, KTT kali ini menjadi momen penting menandai 30 tahun Konferensi Dunia Keempat tentang Perempuan, yang juga digelar di kota yang sama 30 tahun lalu, di mana negara-negara peserta berkomitmen memajukan kesetaraan gender dan pengembangan perempuan secara menyeluruh.
Namun, sejumlah organisasi dan pengamat menilai langkah China dalam memenuhi komitmen tersebut masih belum memuaskan
Dalam pernyataannya di Sidang ke-58 Dewan HAM PBB, International Service for Human Rights (ISHR) menyoroti peningkatan penindasan terhadap aktivis perempuan di China. Laporan tersebut menyebut adanya praktik sensor, pengawasan, penahanan sewenang-wenang, intimidasi, hingga tuntutan hukum bermotif politik terhadap pembela hak asasi manusia perempuan.
Gerakan #MeToo di China, yang mengusung perlawanan terhadap pelecehan seksual dan kekerasan berbasis gender, telah menghadapi resistensi dari pemerintah. Meskipun mendapatkan dukungan dari generasi muda, gerakan ini terbentur pada norma sosial patriarkal dan keputusan pengadilan konservatif yang jarang mengabulkan gugatan penyintas.
Kasus penahanan aktivis seperti Huang Xueqin — jurnalis dan aktivis #MeToo yang divonis lima tahun penjara — dan He Fangmei — advokat keamanan vaksin yang dijatuhi hukuman lima tahun enam bulan — menjadi sorotan organisasi internasional, demikian diwartakan The Hong Kong Post, Kamis (9/10/2025).