Android Makin Ditinggal, Ramai-ramai Pindah ke OS China

Layar smartphone seri Huawei Pura 70 baru menunjukkan tanda sistem operasi Harmony, saat model seri tersebut mulai dijual di toko Huawei di Beijing, Cina 18 April 2024. (REUTERS/Tingshu Wang)

Pasar sistem operasi perangkat mobile mulai bergeser secara global. Baru-baru ini, firma konsultan Counterpoint mengeluarkan laporan bertajuk ‘Global Smartphone Sales Share by Operating System’.

Laporan itu menunjukkan pangsa pasar Android dan iOS masing-masing turun 1%. Sementara HarmonyOS buatan Huawei menggandakan pangsanya dari 2% menjadi 4% secara global.

Kendati begitu, Android masih menjadi sistem operasi terbesar di dunia sampai saat ini. Pangsa pasar Android secara global mencapai 77% pada kuartal I-2024. Kemudian diikuti oleh iOS sebanyak 19% dan HarmonyOS sebesar 4%.

Berbeda dengan pasar global, di China, sistem operasi HarmonyOS buatan Huawei justru meningkat menjadi 17% di periode Q1 2024, dari 8% di kuartal yang sama tahun sebelumnya.

HarmonyOS untuk pertama kalinya berhasil menyalip iOS di China karena masyarakat di negara tersebut mengantre untuk membeli produk unggulan Huawei.

Adopsi 5G untuk OS tersebut mencapai 50% pada Q1 2024, naik dari 9% pada Q1 2023. Pangsa pasar HarmonyOS diperkirakan akan terus tumbuh karena Huawei berfokus pada lokalisasi rantai pasokan.

Ambisi Huawei Lewat HarmonyOS

Huawei menargetkan 100.000 aplikasi baru untuk sistem operasi HarmonyOS dalam beberapa bulan ke depan. Perusahaan yang masuk dalam daftar blacklist AS itu ingin segera mencapai kemandirian sebagai sebuah ekosistem sistem operasi.

Raksasa teknologi asal China itu memiliki lebih dari 15.000 aplikasi di Garmony yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

Namun Huawei membutuhkan aplikasi yang lebih personal dan lebih banyak agar ekosistem yang merek bangun bisa lebih matang.

“Berdasarkan analisis kami, agar ekosistem Harmony menjadi matang dalam memenuhi kebutuhan konsumen, 100.000 aplikasi adalah tonggak sejarah, dan itu adalah tujuan utama selama enam hingga 12 bulan ke depan,” kata Ketua Huawei Xu Zhijun dalam sebuah pidato yang diposting di aplikasi perpesanan WeChat, dikutip dari Reuters, Jumat (13/12/2024).

Target aplikasi yang ambisius ini menyoroti urgensi dalam mengembangkan teknologi buatan dalam negeri saat China menghadapi ketegangan yang meningkat dengan AS.

Ketegangan yang datang dari berbagai industri mulai dari perdagangan hingga teknologi ini terjadi karena Presiden terpilih Donald Trump mengancam akan lebih keras terhadap China.

Huawei meluncurkan sistem operasinya lima tahun yang lalu setelah sanksi AS memutus dukungan untuk Android dari Google.

Perusahaan yang berbasis di Shenzhen itu kemudian mengembangkan versi sumber terbuka dari sistem Harmony.

“Karena sanksi AS, Huawei terpaksa mempercepat pengembangan sistem operasinya sendiri,” kata Xu.

“Meskipun banyak kemajuan yang telah dicapai, untuk sistem operasi apa pun, tidak peduli seberapa canggihnya, tidak akan ada artinya jika tidak ada yang menggunakannya,” ia menuturkan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*