
Giorgi Mamardashvili yakin dirinya akan berkembang sebagai penjaga gawang dengan belajar dari kiper kawakan Alisson, dan bertekad untuk menerima tantangan merebut posisi kiper utama di Liverpool.
“Apa yang bisa saya katakan soal Ali, dia adalah salah satu penjaga gawang terbaik di dunia saat ini dan saya sangat senang bisa bekerja bersamanya,” ujar Mamardashvili, dikutip dari laman resmi Liverpool, Senin.
“Saya tidak sabar untuk mulai berlatih dan belajar darinya. Tentu saja ini akan menjadi tantangan. Tapi saya suka tantangan dan saya di sini untuk memberikan yang terbaik dan membantu tim.”
“Ini adalah momen besar bagi saya karena bergabung dengan klub seperti Liverpool bukan sekadar transfer, ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Saya merasa siap, termotivasi, dan bangga. Saya sekarang berada di klub terbesar dalam sejarah Liga Inggris,” lanjutnya.
Kiper timnas Georgia itu resmi bergabung dengan juara Liga Inggris pada awal Juli. Proses itu hampir setahun setelah The Reds menyepakati transfer senilai 29 juta pound dengan Valencia.
Mamardashvili menggantikan Caoimhin Kelleher, yang dijual ke Brentford bulan lalu dengan nilai transfer yang bisa meningkat hingga 18 juta pound. Namun, pemain baru ini mungkin harus bersabar karena Alisson sudah sangat mapan di skuad asuhan Arne Slot.
Ia kemudian menceritakan bahwa dirinya saat masih kecil sering menonton video-video kiper di YouTube, dan telah melihat beberapa aksi kiper-kiper Liverpool, seperti Jerzy Dudek dan Pepe Reina.
“Liverpool punya warisan hebat soal penjaga gawang dan saya ingin mencoba menulis babak saya sendiri,” tuturnya.
Dengan absennya Alisson, Mamardashvili tampil sebagai kiper utama pada babak pertama laga persahabatan yang dimenangkan Liverpool 3-1 atas Preston North End di Deepdale pada Minggu.
Laga itu berlangsung penuh emosi menyusul kabar duka atas meninggalnya Diogo Jota dan adiknya, Andre Silva, dalam kecelakaan mobil di Spanyol.
“Saat saya pertama kali tiba di sini, itu adalah masa yang sangat sulit untuk klub,” tambahnya.
“Tapi semua orang di sini saling mendukung dan saya melihat bahwa ini seperti sebuah keluarga besar. Kami bukan hanya sekadar tim, kami adalah orang-orang yang saling peduli satu sama lain.”
“Saya memang belum sempat bermain dengannya (Jota), tapi saya pernah melawannya di Piala Eropa 2024, jadi saya tahu betapa luar biasanya dia. Saya lihat banyak cerita dan pesan serta cinta dari orang-orang di sekitarnya,” pungkas Mamardashvili.